POTENSI WISATA KABUPATEN MERAUKE
Saya agak semangat jika menulis tentang potensi wisata Kabupaten Merauke, Papua. Mungkin karena letaknya yang paling Timur Indonesia, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum begitu mengenal sensasi wisata yang lain daripada yang lain.
Kondisi alam Merauke yang mirip dengan Australia Utara membuat wilayah ini sedikit berbeda dengan wilayah lainnya di Papua secara umum. Beberapa jenis binatang khas yang ada di Australia bisa dengan mudah ditemui di wilayah ini, seperti kangguru maupun rusa. Banyaknya rusa yang hidup di wilayah Merauke juga menjadi ikon tersendiri bagi kota ini sehingga Merauke sering disebut sebagai Kota Rusa.
Populasi rusa yang sangat banyak di Merauke juga turut berpengaruh pada kuliner khas di daerah ini. Ada banyak menu olahan lezat yang dibuat dari daging rusa, sehingga kamu bisa leluasa menikmati wisata kuliner berbahan daging rusa yang perburuannya dianggap legal di daerah ini. Meski begitu, perburuan rusa secara besar-besaran di wilayah ini tetap diawasi karena dikhawatirkan akan mengurangi jumlah populasi rusa secara drastis. Selain rusa dan kangguru, Merauke juga terkenal dengan hasil kerajinan khasnya yang terbuat dari kulit buaya.
Beberapa Lokasi Wisata yang sangat menarik di Kabupaten Merauke adalah :
1. Taman Nasional Wasur
Taman Nasional Wasur adalah tempat pelestarian flora dan fauna, yang berada di kampung Wasur Merauke. Akses menuju ke sana sangat mudah dengan menggunakan motor atau mobil sekitar satu jam. Kamu bisa melihat sarang semut alias musamus dan kangguru secara langsung. Gak perlu jauh-jauh ke Australia.
Buat kamu yang belum tau, musamus adalah ‘pencakar langit’ yang dibangun oleh koloni rayap di Merauke, Papua. Gak di semua tempat kamu bisa nemuin rumah rayap segede ini. Di Negeri Kanguru Australia, mahakarya rayap seperti itu bisa dijumpai di Taman Nasional Litchfield, Northern Territory. Nah, kalau di Indonesia nih, tempatnya cuma di Merauke aja.
Kalo dilihat sepintas, musamus yang merupakan tempat bersarang jutaan rayap agak mirip sama stalagmit yang warnanya merah kecokelatan. Di dalam musamus ada banyak lorong dan rongga, fungsinya sebagai ventilasi. Tujuannya biar suhu di dalam sarang tetep hangat, gak terpengaruh sama suhu di luar.
Di kawasan seluas 400 ribu hektare ini terdapat 403 spesies burung dan 80 jenis mamalia, dan 34 di antaranya adalah satwa endemik Papua.
Di sini terdapat berbagai jenis anggrek langka seperti Yohanes (Dendrobium yohanes), kelinci (Dendrobium antenatum) dan bawang (Dendrobium sp.) Kawasan konservasi ini merupakan Ramsar Site (Situs Lahan Basah) untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia.
Taman Nasional Wasur adalah anggota East Asian Australian Flyway (EAAF) Site Network karena dianggap berperan penting sebagai tempat persinggahan dan tujuan migrasi bagi burung-burung migran.
2. Rawa Biru
Rawa Biru masuk dalam wilayah Distrik Sota. Aksesnya tak sulit. Jarak tempuhnya hanya sekitar satu jam dari Merauke. Bagi kamu yang hobi memancing, inilah tempat paling tepat.
Danau Rawa Biru berada di Taman Nasional Wasur yang berlokasi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Danau Rawa Biru mempunyai daerah aliran sungai seluas 4.791,671 km2. Luas badan air aktualnya adalah 95 Ha.


Danau Rawa Biru merupakan ekosistem amphibius yang sangat dipengaruhi oleh musim. Misalnya pada saat musim hujan, Danau Rawa Biru berubah menjadi aliran sungai (midstream) dan saat musim kemarau Danau Rawa Biru berubah menjadi danau dangkal (shallow lake). Perubahan ekosistem ini akan direspon oleh fitoplankton dan ditunjukkan dengan perubahan distribusi dan kemelimpahan fitoplankton secara spasial dan temporal.


3. Pantai Lampu Satu

4. Pulau Habe
Pulau Habe yg berada di Kampung Wambi, Distrik Okaba, Kabupaten Merauke, Papua merupakan tempat yg sangat sakral bagi orang Marind.
Pulau dgn luas kurang dari 3 kilometer itu memiliki sebuah makam yg dikeramatkan. Selain itu, sejumlah potensi alam sangat menjanjikan & menarik perhatian. Seorang anak adat Kampung Wambi, Rekianus Samkakai menuturkan, Pulau Habe bukan milik perorangan, tetapi milik orang Marind dari tujuh marga.Tapi, orang Wambi menjaga pulau tersebut, karena jarak yg dekat. Selain sakral, Pulau Habe memiliki potensi alam yg memesona & unik, mulai dari pasir putih, air laut berwarna kebiru-biruan, & mutiara di dasar laut. Beberapa satwa jg terdapat di dalam pulau itu, spt burung pombo, ayam hutan & lain-lain. “Ada yg paling unik disini, yaitu sumur. Meskipun dikelilingi air laut, tapi airnya tawar & dapat diminum,” kata Rekianus.
5. Monumen Kapsul waktu



6. Tugu Nol Kilometer
Sudah sampai di Merauke, wajib hukumnya buat singgah di tugu 0 km. Tugu tersebut adalah penanda wilayah paling timur di Indonesia. Ide pembuatan tugu 0 km berasal dari komunitas penggemar sekuter Candara Scooter Club Merauke. Mereka mendapat keluhan dari sesama komunitas penggemar sekuter bahwa ketika touring keliling Indonesia dan tiba di Merauke, nggak ada penanda bahwa mereka berada di wilayah paling timur di Indonesia. Dari situlah, tugu 0 km kemudian dibangun.
Tugu 0 km di Merauke punya “saudara” di Sabang yang jadi penanda wilayah paling barat di Indonesia. Adalah Distrik Sota, tempat kamu bisa menemukan tugu 0 km di Merauke. Distrik itu pula yang jadi batas antara Indonesia dan Papua Nugini. Setelah puas selfie di depan tugu 0 km, kamu bisa selfie di depan musamus alias rumah rayap yang lokasinya nggak jauh dari tugu. Musamus di sana unik, lho, karena menjulang tinggi menyerupai menara. Tingginya bisa mencapai 4 meter.
7. Perbatasan Indonesia – Papua Nugini
Seperti yang Mister bilang di atas, Sota adalah distrik di Merauke yang jadi batas antara Indonesia dan Papua Nugini. Itu artinya, saat berada di sana, kamu bisa melihat tanda pembatas dua negara tersebut. Tandanya berupa gapura cokelat bertuliskan, “Good Bye and See You Again Another Day”. Begitu melewati gapura tersebut, nggak lama lagi kamu akan menginjakkan kaki di Papua Nugini.
Sebelum benar-benar berada di Papua Nugini, kamu akan disambut terlebih dahulu oleh Taman Merah Putih. Taman tersebut dibuat secara sukarela oleh Ipda Ma’ruf Suroto, seorang polisi yang sudah puluhan tahun lamanya mengabdi di Sota. Di sekeliling Taman Merah Putih, terlihat beberapa tulisan yang bernada nasionalime, seperti “Bahasa Indonesia Penjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI” dan “Untukmu Indonesia, Cintaku Tak Terbatas”.
Melangkah lebih lanjut melewati taman, kamu akan melihat tugu putih kecil bertuliskan 23 8 60. Itu adalah tanggal, bulan, dan tahun kala para pendahulu menetapkan batas antara Indonesia dan Papua Nugini. Melangkah melewati tugu kecil itu, kamu resmi berada di Distrik Morehead, Papua Nugini. Warga Morehead dan Sota saling hidup rukun. Banyak warga Morehead yang datang ke Sota untuk menjual hasil kebun atau memeriksakan anak mereka di posyandu.
Keluar dari Morehead, kamu akan kembali melewati gapura yang sama seperti yang kamu lewati saat masuk dari Sota. Namun, tulisan yang tertera pada gapura berbeda. Dari arah Morehead, tulisannya berbunyi, “Welcome to Republik Indonesia”.
8. Pantai Payun